Dalam daftar ini kita melihat fakta-fakta tentang kematian yang aneh. Beberapa di antaranya menyangkut budaya. Seperti mereka yang meninggal tak wajar yang berdasarkan kepercayaan orang dulu, akan menjadi hantu atau arwah gentayangan yang menggangu yang hidup.
Kepercayaan seperti ini telah ada sejak jaman dulu kala di seluruh dunia, bahkan di Indonesia. Lalu cara-cara apakah yang dipakai untuk mencegah agar tidak menjadi hantu gentayangan? Yang juga menarik kasus sindrom lazarus, yakni, orang yang telah dinyatakan secara klinis meninggal dunia, ternyata hidup lagi. Kasus teranyar terjadi belum lama ini di Kolumbia.
1.Maschalismos
Maschalismos berasal dari budaya Yunani kuno yakni prosedur menangani orang yang meninggal tak wajar agar tidak menjadi hantu gentayangan. Ini tidak hanya berlaku pada korban yang tewas karena pembunuhan, gantung diri, tapi juga misalnya, meninggal saat hamil, dll semacamnya. Salah satu metode umum dalam Maschalismos adalah memotong kaki, tangan, teling, hidung atau bagian tubuh lainnya. Bagian-bagian tubuh yang dipotong itu kemudian diikatkan di bawah ketiak.
Pada kenyataannya, ritual Maschalismos ini menyebar ke seluruh dunia, bahkan hingga ke Indonesia. Di Maluku misalnya, seorang wanita yang meninggal hamil atau meninggal saat melahirkan, sebelum dimakamkan peniti akan diikatkan pada sendirinya, atau telur ditaruh di bawah ketiak atau di bawah dagu.
Hal ini dipercaya, tidak mati penasaran, rohnya tidak gentayangan. Adanya telur akan membangkitkan naluri keibuan hantunya sehingga dia tidak meninggalkan telur dan tetap tinggal di bekas badannya (tidak gentayangan).
Di Eropa, sudah menjadi kebiasaan sejak lama bahkan kini masih terjadi, mereka yang meninggal tak wajar, bunuh diri misalnya, dikuburkan dengan tubuh terbalik. Kalau dulu bisa lebih ekstrim lagi, mereka yang bunuh diri, sebelum dikubur, hatinya ditancap pancang, atau kepalanya dipotong, lalu diletakkan di antara dua kakinya. Praktek kuno ini masih dipraktekkan di banyak daerah di pedalaman Inggris. Atau kaki mayat diikat jadi satu begitu juga jari-jarinya.
Maschalismos juga dilakukan di banyak daerah di Negara-negara seluruh dunia, meski dengan cara-cara berbeda. Namun intinya adalah mencegah roh orang mati itu menjadi hantu gentayangan. Bahkan di sejumlah daerah di Indonesia pun sampai kini masih memeraktekkannya. Mereka yang meninggal tak wajar seperti meninggal melahirkan atau saat hamil, selain kakinya diikat, sepatu atau sandalnya pun diletakkan terbalik.
2.Lal Bihari
Lal Bihari (lahir 1961) adalah seorang petani dari Uttar Pradesh, India yang secara resmi dinyatakan meninggal dari tahun 1976 dan 1994. Ya, memang aneh!! Karena memang sebenarnya dia belum meningga alias masih hidup dan segar bugarl! Akta kematiannya itu lahir dari korupsi dan keserakahan pamannya yang ingin menguasai harta bendanya.
Selama 18 tahun ia berjuang untuk mendapatkan pernyata ‘Hidup’ dari pemerintah. Ia pun mendirikan Perhimpunan Orang-orang Mati Mritak Sangh atau Asosiasi Mati di Uttar Pradesh, India. Pendirian asosiasi ini bukannya tanpa sebab. Karena ternyata yang bernasib seperti itu, resmi dinyatakan mati tapi masih hidup, di India, khususnya di Uttar Pradesh, cukup banyak. Kasusnya pun mirip Lal Bihari.
Ini benar-benar ‘gila’ dan nggak masuk akal, tapi benar-benar nyata terjadi. Kisah ini berawal dari saat Lal Bihari mengajukan pinjaman ke bank pada 1976, namun pihak bank menolak setelah mendapat informasi bahwa Bihari telah meninggal dunia. Lal Bihari tidak terima dengan pernyataan bank itu, namun dia tidak bisa berbuat banyak.
Setelah meneliti, ternyata itu adalah perbuatan pamannya yang ingin merampas harta Bihari, dengan melaporkan kalau keponakannya sudah mati, sehingga ia bisa menguasai hartanya. Si paman menyogok petugas yg berwenang untuk mendapatkan surat kematian Bihari. Semua itu dilakukan si paman tamak tanpa sepengetahuan Bihari, keponakannya, sampai akhirnya Bihari mengetahui sendiri ketika ia harus berurusan dengan bank.
Malangnya, ketika memperjuangkan pengakuan bahwa dirinya masih hidup Bihari mendapat banyak kesulitan. Bukannya sang paman yg dijebloskan ke penjara, sebaliknya Bihari yg dibikin setengah mati oleh birokrasi yg nyelimet. Itulah kekuatan uang! Selama 18 tahun Bihari memperjuangkan pengakuan bahwa dia tidak mati. Bahkan, sampai-sampai Bihari mendirikan organisasi aneh, Perhimpunan Orang-orang Mati.
Ihwal berdirinya organisasi orang mati itu karena ternyata Bihari tidak sendiri. Sedikitnya 100 orang mengalami situasi mirip seperti dirinya, dinyatakan resmi mati, padahal masih hidup. Perkumpulan Orang Mati, Mritak Sangh, didirikan di daerah Azamgarh. Perkumpulan ini berkembang dan mempunyai anggota di atas 20.000 orang dari seluruh India. Menjelang 2004, organisasi ini berhasil memperjuangkan empat anggotanya mendapat pengakuan negara bahwa mereka masih hidup. Pada tahun itu pula Bihari berhasil memenangkan kursi parlemen di Lal Ganj.
3.Stasiun Kereta Api London Necropolis
Stasiun ini khusus melayani membawa peti jenazah dan para pelayat ke pemakaman Brookwood. Stasiun ini dibuka pada 13 November 1854, letaknya di luar Stasiun London Waterloo, barat daya rel. Ada tiga gerbong disiapkan untuk membawa peti mati dan para pelayat dari stasiun yang terletak antara York Street (sekarang Leake Street) dan jembatan Westminster, langsung ke kuburan.
Stasiun ini dibangun kembali untuk memperpendek waktu tempuh pada 121 Westminster Bridge Road pada 1902. Sebelum tahun 1900, kereta api pemakaman ini biasanya beroperasi sekali sehari, namun kemudian hanya beroperasi hanya jika ada yang memerlukan. Sampai tahun 1930-an, kereta hanya beroperasi seminggu dua kali. Perkembangan lalu lintas membuat jalur kereta harus dipindahkan.
Pada suatu malam, 16 April 1941, stasiun ini hancur terkena bom. Sejak itu stasiun tidak pernah dibangun kembali. Meski begitu pintu masuk tidak terkena bom, sampai sekarang masih berdiri: “Westminster Bridge Road”. Hanya itulah yang tersisa dari stasiun pemakaman yang pernah dimiliki London.
4.Noyades, Republican Marriage
Ini adalah sejarah gelap tentang pembantaian masal yang mengerikan di kota Nantes pada masa rejim teror saat Revolusi Perancis, 1793. Sebelum dieksekusi, kebanyakan korban yang dibuat berpasang-pasangan, pria dan wanita ditelanjangi kemudian diikat jadi satu. Korban-korban yang telah diikat-ikat seperti ‘sayur’ ini dikumpulkan jadi satu dan ditempatkan dalam sebuah kotak di perahu, yang bagian bawahnya dapat dibuka tutup.
Ketika perahu mencapai tengah sungai, tombol ditekan, maka korban-korban ini pun akan langsung tercebur di sungai, dan sudah pasti langsung tenggelam karena diberi pemberat. Sungai Loire menjadi saksi bisu pembantaian ini. Proses pembantaian ini disebut Noyades.
Konon, jumlah korban pembataian masal itu bervariasi, ada yang menyebut 2000 orang tewas, tapi kabar lain menyebutkan, korban pembantaian masal yang kebanyakan para pastor, pendeta, suster dan tokoh-tokoh agama lainnya, berjumlah 6000 orang. Mereka semua dibenamkan di sungai Loire.
Perintah pembantaian ini datangnya dari seorang tokoh masyarakat Jean Baptiste Carrie, seorang perwakilan republic untuk kota Nantes. Ia dikenal kejam pada musuh-musuhnya, terutama pada tokoh-tokoh agama dan mereka yang anti revolusi. Pada awalnya Carrie yang juga seorang pengacara, bukanlah orang yang kejam. Ia mendirikan Pengadilan Revolusi di Kota Nantes, yang tujuan awalnya adalah alat menekan para anti revolusi.
Jalannya peradilan pun diupayakan seadil mungkin. Namun dalam perkembangannya ia berubah menjadi brutal dan kejam. Dia melihat rumah tahanan sudah terlalu penuh sesak, untuk mengosongkannya dengan cepat, ia langsung mengeksekusi para tahanan tanpa mengadili mereka.
Para tahanan langsung dikirim ke panggung guillotine (pancung kepala), ditembak, atau ditenggelamkan bersama-sama.
Adolphe Thiers dalam novelnya menyebutkan, dalam pikiran Carrie adalah bukan hanya bagaimana cara membantai musuh-musuhnya, tapi juga terselip fantasi sex. Itu sebabnya tahanan pria dan wanita diharuskan telanjang bulat, dan diikat berhadap-hadapan, lalu ditenggelamkan. Metode ini dikenal dengan sebutan “Republican Marriage” (republic perkawinan).
5. Lazarus Syndrome
Lazarus Sindrom adalah seorang yang dinyatakan secara klinis telah meninggal dunia tiba-tiba mendapat kehidupan kembali. Di Indonesia mungkin dikenal dengan sebutan mati suri. Kasus ini memang bukan hal yang baru karena sudah dikenal luas di masyarakat manapun di dunia. Ada banyak kasus berkaitan dengan ‘kebangkitan dari kematian’ yang terjadi di seluruh dunia.
Yang paling anyar adalah kasus Februari 2010 lalu yang terjadi di rumah pemakaman di Cali, Columbia. Ketika peti akan dikubur, jenazah perempuan berusia 45 tahun itu, tiba-tiba bergerak, matanya terbuka. Kontan semua shock, dan lari tunggang langgang karena ketakutan. Sebutan Lazarus Sindrom ini mengacu pada cerita di Alkitab tentang Lazarus yang dibangkitkan dari kematian oleh Yesus.
6.Safety Coffin (Peti Mati Keselamatan)
Ini adalah sebuah peti mati keselamatan atau peti mati yang dilengkapi mekanisme penyelamatan diri. Peti mati ini dibuat untuk mengantisipasi kalau-kalau ternyata orang yang sebut telah mati secara klinis itu, ternyata hidup kembali. Mereka yang dinyatakan telah mati, ternyata hanya mati suri, tapi telanjur dikubur.
Beberapa berhasil selamat, keluar dari kubur, tapi banyak yang akhirnya benar-benar mati karena tidak mendapat oksigen yang cukup selama dalam peti. Akhirnya lahirlah peti mati keselamatan ini. Peti mati dengan berbagai fasilitan keselamatan ini, telah dipatenkan antara abad ke 18-19, masih ada sampai kini jika ada yang memesan.
Diberitakan, peti keselamatan ini pertama kali dipakai oleh Duke Ferdinand dari Brunswick. Sebelum meninggal ia memesan peti mati ini dan menggunakannya ketika ia dinyatakan telah meninggal pada 1792.
Di dalam peti matinya ada tabung oksigen yang memungkinkan ia bertahan hidup. Peti matinya juga didesain sedemikian rupa sehingga ada jendela sehingga memungkinkan ia mendapat cahaya yang cukup. Tidak seperti umumnya peti mati dipaku, tapi peti Duke Ferdinand memakai kunci. Jadi didalam saku bajunya ditaruh dua buah kunci duplikat, satu untuk membuka peti mati, satu lagi kunci pintu makam.
Sayangnya tidak dijelaskan, seperti apa pemakaman Duke Ferdinand, apakah peti matinya ditaruh di ruangan tertutup atau dikubur seperti umumnya. Bagaimana proses penyelamatan itu berangsung. Apakah ketikan itu ia hanya mati suri dan berhasil bangkit dari kematian dan menggunakan segala fasilitas yang ada di peti mati itu untuk menolong dirinya.
Tapi di wikipedia.org disebutkan kalau Duke Ferdinand meninggal pada 3 Juli 1792.
7.Kejadian Tragis di Circus
Pertunjukan sebuah sirkus asal Rumania harus berakhir tragis, ketika salah satu pemainnya, Vlad Cazacu, 43, tiba-tiba bersendawa saat sedang pertunjukkan. Akibatnya luar biasa, sendawa itu menyebabkan terjadinya ledakan. Tubuh Vlad terlempar. Awalnya para penonton tidak menyadarinya, mereka takjub mengira itu adalah bagian dari pertunjukkan. Tepukan membahana. Dari pihak sirkus, entah apa yang dipikirkan mereka, tapi tidak ada yang menolong Vlad. Dia dibiarkan bersimbah darah, akhirnya tewas beberapa saat kemudian.
Kejadian menggemparkan itu terjadi 23 Januari 1998. Mungkin pria malang itu bisa diselamatkan jika dengan cepat ditolong, namun itu tidak terjadi sampai akhirnya Vlad menghembuskan nafas terakhir.
Dijelaskan bahwa, tugas Vlad sebenarnya adalah meludah ke arah tongkat obor untuk menyalakan obor itu.
Sementara Vlad habis meminum koktail. Seharusnya sebelum memulai pertunjukkan, Vlad meminum air untuk menetralisir sehingga jika ia meludah, tidak akan memicu ledakan.Mungkin, alcohol yang diminum Vlad terlalu tinggi, sehingga mampu memicu ledakan. Yang terjadi adalah sendawa pun bisa memicu ledakan besar.
8. Death Erection
Ini merupakan pengetahuan tentang kondisi mayat manusia yang tewas karena gantung diri atau pun eksekusi gantung. Kematian dengan cara digantung, apakah eksekusi atau bunuh diri, mempengaruhi alat kelamin laki-laki dan perempuan.
Pada wanita, labia akan membesar dan mungkin ada darah yang keluar dari vagina. Sementara pada laki-laki, kondisi penis ereksi, mengeluarkan air seni, dan lendir. Efek ini kemungkinan juga terjadi pada mereka yang tewas karena luka tembak fatal pada otak, kerusakan pembuluh darah utama, juga kematian karena keracunan. Kondisi penis ereksi, adalah indikasi bahwa kematian itu berlangsung cepat dan terjadi kekerasan.
10.Gregory Biggs
Ini adalah kasus kematian tidak biasa. Gregory Biggs, seorang gelandangan yang malang, tertabrak mobil yang dikendarai Chante Jawan Mallard di Fort Worth, Texas, terpana oleh sebuah mobil yang dikemudikan oleh Chante Jawan Mallard. Kecelakaan itu digambarkan sangat dahsyat karena separuh tubuh Biggs sampai menembus kaca depan.
Uniknya, sudah begitu dahsyat kecelakaan itu, tapi si pengendara mobil, Mallard masih tidak menyadarinya karena ia tengah mabuk berat, alcohol juga narkoba. Yang menarik lagi, Biggs ternyata tidak langsung tewas. Dia menjerit-jerit kesakitan tergantung di kaca depan. Bener-bener gila!!.
Mallard yang mabok tetap cuek saja menjalankan mobilnya. Sampai di rumah dia memarkir kendaraannya di garasi dengan Biggs yang masih ‘bersarang’ di kaca depan mobilnya. Akhirnya Biggs pun tewas beberapa jam kemudian. Oleh pengadilan Mallard didakwa hukuman berlapis, termasuk dakwaan pembunuhan. Pembelaannya di pengadilan tidak membawa hasil, dia pun dihukum 50 tahun penjara. Kasus kecelakaan yang tidak biasa yang mendapat perhatian masyarakat ini, kemudian difilmkan dengan judul “Stuck”.
Sabtu, 19 Maret 2011
Share this :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar